Suatu hari, salah
satu santri kehilangan uang di kamarnya. Pengurus asrma langsung saja mengumpulkan anggota
kamar tersebut untuk diperiksa. Setelah melakukan investigasi, didapatlah
kesimpulan bahwa pencuri uang tersebut kemungkinan besarnya adalah anggota di
kamar itu sendiri. Sekian lama melakukan interogasi satu persatu kepada tiap
anggota di kamar, tidak satupun mampu
dicurigai sebagai pelaku. Akhirnya, sang pengurus asrama menutup acara
inverstigasi dan menyuruh semua untuk bubar dan bergegas keluar kamar. Ketika anggota
perlahan mulai mendekati pintu kamar, sang pengurus asrama berteriak “nah… ini
ketinggalan uangnya yang hilang”. Spontan salah satu anggota langsung menoleh sambil
merogoh kantongnya. Anggota tersebut langsung dibawa ke ruang keamanan untuk
diinterogasi karena mencurigakan, walhasil, terbukti dia yang mencuri uang
temannya.
Cerita lain,
dalam sebuah angkot tiba-tiba saja tercium bau kentut. Para penumpang mulai
protes karena baunya menjadi-jadi dan tidak ada yang mau ngaku. Tak kehabisan
akal, sang kondektur menagih uang semua penumpang lantas berteriak “yaelah…yang
kentut belum bayar nih!” spontan saja salah satu penumpang menimpali “enak aja,
tadi sudah saya bayar”. Tak lama diapun terdiam malu, dan semua pandangan
penumpang tertuju padanya sambil menutup hitung.
Lalu apa pelajaran yang kita peroleh
dari dua cerita fiktif di atas?