Jumat, 01 Juli 2016

Begadang Mencari laila

Lesehan #8
Menjelang hari-hari ganjil di sepuluh akhir Ramadhan, masjid-masjid mulai ramai oleh orang-orang yang melakukan I’tikaf. Dalam hal ini tentu ada satu motivasi yang menguatkan mereka untuk berdiam lama di masjid dengan dzikir dan ibadah lainnya, apalagi kalau bukan mengencangkan ibadah guna meraih lailatul Qadar, yang dalam al-quran sendiri malam tersebut sangat diistimewakan dengan turunnya malaikat dengan membawa rahmat ke bumi, menulis langsung setiap do’a, dan menghapuskan permohonan ampun yang diucapkan malam itu hingga menjelang fajar.

                Motivasi yang menggiurkan ini membuat mas Nur, gus Hikam, termasuk saya dan kawan-kawan lainnya sepakat untuk turut serta menghidupkan malam di sepuluh akhir dengan I’tikaf juga. Pada suatu kesempatan saat hendak melaksanakan shalat malam, kang Julay mendapati mas Nur masih duduk berdizikir dan berdoa sangat lama sekali, sejak bubar tarawih hingga menjelang waktu sahur.

“begadang mas?” tanya kang Julay ketika mas Nur beranjak dari tempatnya untuk sahur.

“iya kang” jawabnya, tersenyum ringan.

“ngapain aja?” penasaran kang Julay.