Senin, 18 November 2013

Uduk ala Rantau itu kunamakan CIBHI (Cinta Bhineka Tunggal Ika)

By : Barman

Akhirnyaaaa... cak bro!! Benar-benar alhamdulillah kali ini, kelopak mataku terbuka lebar pagi tadi, terbelalak tak percaya layaknya Christiano Ronaldo  saat timnya dipecundangi Bayern Munich di laga Champions league musim 2012 lalu.











Kenapa toh?
Begini.. Adakah yang mampu mengalahkan sebuah klimaks kenikmatan dari kerinduan pada makanan nusantara yang telah lama tak kau jamah, dan tiba-tiba dia terhidang pasrah, merayu-rayu, melambaikan jemari lentiknya penuh manja untuk segera kau eksekusi. Makanan Apa itu?? Kok jemarinya lentik?? Tau kan, makanan yang kalo kalian buka wikipedia definisinya adalah jenis nasi yang diaron dan dikukus dengan santan dari kelapa yang diparut, serta dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica? Tepat… Nasi Uduk pemirsa.

Hello there…nasi uduk euy.. U De U Ka UDUK. 

Kamis, 17 Oktober 2013

Tafakkur Keteladanan Ibrahim AS


Oleh : H. Firman Arifandi, LLB
اَلْحَمْدُ ِلله ِاَّلذِيْ اَنْعَمَناَ بِنِعْمَةِ اْلإ ِ يْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ وَ بِشَرِيْعَةِ نَبِيِّنَامُحَمَّدٍ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَه إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَِّبيِّّ اْلأُ مِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَجَمِيْعِ أُمَّتِهِ وسَلَّمَ أَمَابَعْدُ فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَّ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ لَعَلَكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ كبر مقتا عند الله أن تقولوا مالا تفعلون
Ma’asyiaral Muslimin Rahimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia, dan di hari yang mulia ini, marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu ketakwaan yang dibangun karena mengharap keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala dan bukan keridhaan manusia, ketakwaan yang dilandasi karena ilmu yang bersumber dari al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah, dan ketakwaan yang dibuktikan dengan amal perbuatan dengan cara menjalankan setiap perintah Allah dan NabiNya karena mengharap rahmat Allah Subhanahu Wata’ala dan berusaha semaksimal mungkin menjauhi dan meninggalkan setiap bentuk larangan Allah dan NabiNya karena takut terhadap azab dan siksa Allah Subhanahu Wata’ala.

Senin, 14 Oktober 2013

Ciptakan Spirit Totalitas Pengorbanan (refleksi Idul Adha)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Jamaah Idul Adha yang Dimuliakan Allah
Hari ini kita berkumpul di tempat ini dengan keinginan yang sama,  yaitu menunjukkan rasa syukur dan taat kita kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat dan karunianya yang tidak akan pernah sanggup kita menghitungnya. Dan nikmat terbesar yang senantiasa akan kita syukuri adalah nikmat Iman dan Islam. Tanpa nikmat tersebut, kita takkan berada di jalan lurus ini; jalan keselamatan, jalan kebahagiaan, dan jalan kemenangan. Tanpa petunjuk dan bimbingan-Nya, kita tidak akan pernah tahu bagaimana menegakkan syiar agama melalui sembelihan hewan-hewan qurban, sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat-Nya, sebagaimana yang akan kita tunaikan hari ini dan 3 hari yang akan datang (ayyamut tasyriq). Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah menyampaikan syariat berqurban ini kepada kita sebagai wujud keteladanan atas Nabi Ibrahim as.

Rabu, 07 Agustus 2013

Idul Fitri : kemenangan spiritual dan komitmennya

Oleh : Firman Arifandi, LLB

Sebulan lamanya umat Islam melakukan karantina nafsu serta  akademi ibadah yang dalam kesehariannya terdapat banyak keberkahan. Keberkahan dalam melakukan amal soleh sepanjang tiga puluh hari ini selain bermakna  untuk mengembalikan manusia kepada kesucian, yang dalam istilah Islam dinamakan Idul Fitri atau bermakna kembali suci, juga mengandung unsur-unsur edukasi pembiasaan diri selama sebulan, sehingga diharapkan dari edukasi pembiasaan ini, segala ibadah dan amal soleh menjadi bagian dari rutinitas keseharian masing-masing individu. Momentum Ramadhan  merupakan bulan suci yang mana di dalamnya dihiasi ganjaran ekstra dan keberkahan yang menjanjikan, tentunya sangat menggiurkan bagi  para muslimin sehingga mereka berlomba-lomba mengejar jatah keberkahan tersebut. Yang memang mungkin tak terasa di dunia namun menjadi bekal simpanan di akherat kelak. Momentum ini kemudian memiliki korelasi dengan hari raya Idul Fitri yang merupakan simbol hari kemenangan. Kemenangan yang dimaksud berupa kemenangan spiritual dari penjagaan diri melawan hawa nafsu, serta meraih medali-medali ibadah ekstra dengan memperbanyak amal soleh sebulan sebelumnya.

Selasa, 30 Juli 2013

Setoples Marning kang Najib


“kerjo sing temenan le, riyoyo wis cidek, kepingin toplesmu isi marning thok tah?”
Nusuk.

Begitulah meme di Display Picture yang terpampang di BBM salah satu kontakku, kang Najib, yang juga saudaraku. Sampeyan yang baca ini faham kan artinya? Artinya, kerja yang beneran nak, hari raya udah deket, kamu mau isi toplesmu isi marning (baca : Biji Jagung Goreng). Mungkin buat saudaraku itu marning adalah makanan yang spesial tersaji untuk orang-orang tak berduit di hari raya. Gak gitu juga lah, Padahal ya… aku aja suka banget lho makan marning di hari raya, apalagi kalo lagi ndak ada duit. Nah loh

Kamis, 25 Juli 2013

Ringan Kok…Tapi Jangan Ditinggal (Refleksi Dispensasi Ibadah)


Bondowoso…I’m Comiiiing (versi madura : bendebesah…sengko’ deteeeng). Siapa yang gak seneng kalau lima tahun berada di Pakistan yang sarat konflik, trus pulang kampung liburan, Ramadhan pula. Semua pasti seneng, aku aja seneng, bapakku seneng, ibuku, masku, mbak iparku, tetangga, anak tetangga, keponakan tetangga, pak Haji Burhan (yang mana ya?), sampe temenku juga seneng. Kalo temen-temen itu senengnya karena mereka girang bakal dapet oleh-oleh gantungan kunci dari luar negeri, bisa diprediksi demikian.

Rabu, 24 Juli 2013

Ramadhan, Ngaji, dan Jomblo

Selepas shalat taraweh tadi, saya sempet duduk ngobrol ringan bersama dua anak muda yang saya kenal aktif di kajian. Kemudian di tengah obrolan itu, satu di antara mereka bertanya kepadaku “Cak, bagaimana hukumnya orang yang berpuasa di bulan ramadhan tapi gak ngaji?” tanyanya. saya nyoba berfikir sejenak supaya bisa menjelaskan kepada keduanya. Sebuah pertanyaan yang  bagi saya saling bertolak belakang sih antara satu sama lain.

Yowes, tak coba jawab dengan ilmu saya yang masih super sedikit ya…