Selasa, 30 Juli 2013

Setoples Marning kang Najib


“kerjo sing temenan le, riyoyo wis cidek, kepingin toplesmu isi marning thok tah?”
Nusuk.

Begitulah meme di Display Picture yang terpampang di BBM salah satu kontakku, kang Najib, yang juga saudaraku. Sampeyan yang baca ini faham kan artinya? Artinya, kerja yang beneran nak, hari raya udah deket, kamu mau isi toplesmu isi marning (baca : Biji Jagung Goreng). Mungkin buat saudaraku itu marning adalah makanan yang spesial tersaji untuk orang-orang tak berduit di hari raya. Gak gitu juga lah, Padahal ya… aku aja suka banget lho makan marning di hari raya, apalagi kalo lagi ndak ada duit. Nah loh

Sebenarnya pesan yang ingin diangkat bukan itu sih, tapi penekanan kepada kerja yang sungguh-sungguh supaya nanti benar-benar bisa menghadapi hari raya dengan suguhan jamuan yang layak untuk tamu-tamu yang bersilaturahim. Meski marning juga ga boleh ketinggalan. Duh.. marning lagi marning lagi.

Fenomena lain :

“cak, ayolaah  pinjemin uangmu ya, buat beliin anak saya baju baru di lebaran” kata temenku sepulang dari masjid beberapa sore lalu.

Hadegh..tepok jidat dalam hati (ada jidat ya di hati? Ada!! Jidat hatimu ndul)
Ternyata di mata sejumlah orang di tanah air, Ramadhan itu bukan hanya musim perlombaan mencari berkah dengan beribadah extra dan beramal soleh. Tapi juga musim ngumpulin duit, musim berhutang, supaya bisa beli baju baru di hari raya, dan supaya bisa masak kue lebaran, plus mudik dan bawa oleh-oleh banyak ke kampung. Bahkan ironis, proses ngumpulin duitnya ada yang sampe pake cara nyolong, curanmor, dan jenis kriminal lainnya. Wah, keblinger.

            Nah, sore itu berjumpalah aku sama kang Najib yang katanya lagi ga enak badan soalnya abis lembur kerja tiga hari berturut-turut.

“Assalamualaikum, kok elek ngono rupamu kang? Kayak orang sakit” tanyaku

“Waalaikumsalam, iya ini ga enak badan, kemarin lembur, bawaannya hari ini serba ga enak, puasa juga lemes-lemes tapi ya terpaksa dikuatin, jadinya tidur deh seharian” jawabnya

“kenapa kang kok ambil lembur sampe tiga hari gitu?”

“gak moco status BBM ku tah?”

“ya baca kang, tentang setoples marning lek gak kerjo tah?”

“iya” jawabnya

“ya apa salahnya kang, dengan setoples marning untuk hari raya? Kalau mampunya hanya itu ya ndak salah kan. Toh bulan ramadhan dan syawwal bukan menuntut kita untuk memperbanyak harta guna bisa membeli baju baru, makanan, dan oleh-oleh untuk mudik. Yang diminta adalah ibadah indiviual dan jama’ah yang ekstra kang”

“budaya yang menuntut kita begini le, malu kalo ndak bisa nyetarakan tetangga-tetangga di hari raya nanti” sanggahnya

“ya… apa ndak lebih malu sama gusti Allah kang, kerja nyari duitnya diperbanyak buat hal-hal yang belum tentu jadi tuntutan agama, justru yang dianjurkan sama agama malah dikesampingkan. Kerja lembur sampe sakit-sakitan, taraweh ndak ikut, ngaji tertinggal, I’tikaf sudah gak kuat, jangan-jangan enggan zakat karena sayang hartanya buat belanja persiapan lebaran. Itu artinya kita sudah keluar dari esensi utamanya ramadhan kang. Cuma dapet pahala puasanya thok”

 Dalam surat al a’raf ayat 31 dikatakan :

 يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Yang artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Nah, memang diperintahkan berpakaian yang indah-indah, tapi ndak mesti baru. Makan dan minum juga jangan berlebih-lebihan. Konotasi berlebih-lebihan juga bisa diinterpretasikan kepada melebihi kadar kemampuan kita kang. Kalau kita mampunya beli marning, ya ndak usah ngotot beli kue nastar, ntar dibenci lho sama Allah. Memang, menjamu orang dengan sebaik-baik jamuan, memberikan hadiah, pulang mudik untuk silaturahim itu memang bagian dari pekerjaan baik kang, tapi kalau sampe harus berhutang, itu sudah melebihi batas kemampuan dan Allah kurang suka yang demikian.
Rasulullah juga pernah bersabda :

عن أبي هريرة, عبد الرحمن بن صخر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ما نهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم فإنما أهلك الذين من قبلكم كثرة مسائلهم واختلافهم على أنبيائهم ( رواه البخاري ومسلم )

Artinya : Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr radhiallahu 'anh, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah bersabda : "Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)" (HR Bukhari dan Muslim)

Adapun adat orang Indonesia dengan membiasakan membuat kue lebaran, bagi-bagi hadiah untuk keluarga, beli baju baru, dan lain-lain itu hanya menjadi bumbu ramadhan saja. Bumbu itu kan bisa sedap bisa enggak. Sedap kalau kita sajikan yang mampu, ndak sedap kalau kita maksain diri, karena ujung-ujungnya harus berhutang, ngorbanin kesehatan sehingga ibadah-ibadah di bulan ramadhan terbengkalai. Bumbu-bumbu itu juga bukan tuntutan dalam agama, jadi jangan ngotot. Nah, yang menjadi nilai plus di bulan yang suci ini adalah ganjaran dan barokahnya ibadah yang super extra, sehingga suci di Idul Fitri. Sadar ato engga, kebutuhan-kebutuhan sampingan itu justru menjadi ujian bagi kita di ramadhan lho, mampu atau enggak nih kita mengutamakan ibadah dibanding porsir tenaga supaya bisa belanja.Waktunya Cuma sebulan lho. Ya sayang toh, kalo puasa kita cuma dapat lapar dan dahaga thok, ndak dapat pahalanya.

“kalo jual motor untuk persiapan lebaran gimana? Kan ndak memberatkan kita toh? Saya juga harus nge cat rumah lho buat lebaran” tanyanya lagi.

“trus habis lebaran, sampeyan kalo mau berangkat kerja, silaturahim ke keluarga, belanja ke pasar, naik apa?”

“ya itu dipikir nanti, kan ada angkot, ada bus” jawabnya

Saya jadi teringat perkataan ustadz saya dulu, bahwa nikmat Allah yang kecil yang belum kita sadari dan kita rasakan itu, akan kerasa besar manfaatnya setelah kita ndak punya lagi. Nampaknya ini bisa jadi contoh, saat ini sampeyan mungkin ndak merasakan manfaat motor sampeyan selama ini yang biasa buat belanja, berangkat kerja, dan lain-lain, yang mungkin hitungannya bisa memperhemat biaya juga lho. Nah kalau dijual hanya untuk kepentingan lebaran yang aslinya ndak perlu mewah-mewahan, ke depan sampeyan harus berfikir keras untuk bisa hidup super ekonomis lagi kang.

Ada hadist hasan yang pernah saya baca waktu belajar dulu :  Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ


Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadist ini hasan).

Motor sampeyan yang ada ini adalah nikmat dari Allah, maka syukuri keberadaannya yang telah bisa membantu sampeyan banyak hal. Kalo mau kita fikir bersama, mungkin motor ini adalah nikmat yang kecil, tapi dari nikmat yang kecil ini bisa menghasilkan nikmat-nikmat yang lainnya kang. Nikmat akses bersilaturahim dengan mudah, nikmat mempersingkat waktu saat berangkat kerja, dan nikmat hemat dari pengeluaran lain. jadi disyukuri aja apa yang ada kang.
  
Ini benar-benar jadi ujian kita kang di ramadhan, ujian ngelawan nafsu bermewah-mewah saat lebaran. Padahal itu ya ndak penting banget, ga ada nilainya juga. Kita ndak akan pernah puas dan bahagia kalau terus-terusan mengejar apa yang kita mau tapi bukan yang kita mampu, dan itu akan menjadi siksaan kita sepanjang hidup. Ndak akan pernah bahagia. Hidup yang cukup itu bukan dinilai dari kuantitas, tapi dari kepuasan atas yang dimiliki dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. insyaAllah kalau kita mau belajar mencukupkan diri, kita akan menjadi manusia yang paling berbahagia.

“MasyaAllah… makasih banyak le” ujarnya

“sama-sama kang, ini juga nasehatnya buat saya, saya juga musti belajar bersyukur dengan yang ada”

“ya, aku pamit dulu ya mau ke pasar, nanti ketemuan di masjid ya, I’tikaf bareng kita” ujarnya

“InsyaAllah kang, ke pasar mau beli apa?” aku balik tanya.

“mau beli marning, buat tamu-tamu ntar..hehehe” simpel.

“kalo gitu sekalian marningnya bawa ke I’tikaf nanti ya kang” sambutku, semangat.

“NDAK..!!” teriaknya sambil berlalu

Yagh…


29 July 2013






Tidak ada komentar: