Senin, 14 Oktober 2013

Ciptakan Spirit Totalitas Pengorbanan (refleksi Idul Adha)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Jamaah Idul Adha yang Dimuliakan Allah
Hari ini kita berkumpul di tempat ini dengan keinginan yang sama,  yaitu menunjukkan rasa syukur dan taat kita kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat dan karunianya yang tidak akan pernah sanggup kita menghitungnya. Dan nikmat terbesar yang senantiasa akan kita syukuri adalah nikmat Iman dan Islam. Tanpa nikmat tersebut, kita takkan berada di jalan lurus ini; jalan keselamatan, jalan kebahagiaan, dan jalan kemenangan. Tanpa petunjuk dan bimbingan-Nya, kita tidak akan pernah tahu bagaimana menegakkan syiar agama melalui sembelihan hewan-hewan qurban, sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat-Nya, sebagaimana yang akan kita tunaikan hari ini dan 3 hari yang akan datang (ayyamut tasyriq). Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah menyampaikan syariat berqurban ini kepada kita sebagai wujud keteladanan atas Nabi Ibrahim as.

Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah
Perjalanan panjang sejarah Idul Adha dari teladan kita Nabi Ibrahim AS menjadi salah satu momen terbesar dan patut menjadi simbol implementasi ketaatan pada sang Khaliq tanpa reserve tanpa pertimbangan,simbol  kesabaran yang tanpa batas, simbol kegigihan dalam melawan godaan syaitan yang super agresiv.
Idul Adha merupakan momen penting bagi kita, untuk merefleksikan kembali makna sebuah pengorbanan. Spirit kaliber pengorbanan seorang Nabi Ibrahim AS saat harus menempatkan sang Istri, Siti hajar dan anaknya, Ismail, di lembah yang gersang tak berpenghuni, serta ujian pengorbanan kedua saat  dirinya harus rela menerima perintah Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, tentu sangat langka dalam konteks kekinian, tidak logis. Ini seolah menjadi kemustahilan, karena logikanya, tak kan pernah ada seorang ayah yg tega menyembelih anaknya sendiri. Atas apapun dasarnya. Namun, inilah kenyataan yang harus dihadapi Ibrahim saat itu. Dan itulah sebenar-benarnya totalitas pengorbanan, tak pandang pertimbangan logis, karena semua itu “DIRECTLY” dari Allah kepadanya.

Jama’ah yang dimuliakan Allah
Slogan “no sacrifice no victory” adalah sebuah pertaruhan mutlak. Di mana tak kan pernah ada sebuah kejayaan yg gemilang tanpa dibarengi kegigihan dalam berjuang dan pengorbanan. Benar sekali, Bentuk perjuangan apapun, senantiasa ada cost yang harus dibayar. Baik yang berkaitan dengan waktu, harta dan jiwa. Bisa kita perhatikan bangsa-bangsa pada saat berjuang untuk kemerdekaan, berjuang untuk menata masa depan dan berjuang untuk kemajuannya yang berkeadilan dan berkemakmuran. Apalagi bagi ummat Islam yang berjuang untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan Islam dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun bangsa.

satu contoh adalah pengorbanan nabi Nuh yang mengorbankan  usianya yang panjang untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Tidak hanya menghabiskan waktu siang saja, akan tetapi beliau juga menghabiskan waktu malamnya untuk terus berdakwah mengajak manusia kembali ke jalan kebenaran. Allah berfirman;

قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا(5)فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا(6) وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي ءَاذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا(7)

“Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan  menyombongkan diri dengan sangat. QS 71: 5-7
Bila melirik kepada fakta saat ini di tanah air, sangat tampak sekali tatkala dalam kehidupan sehari-hari sekarang yang dominan adalah semangat untuk menang sendiri, kaya sendiri, berkuasa sendiri, dan benar sendiri. Spirit seperti ini sudah barang pasti tak menghiraukan penderitaan sesama.
Korupsi, kolusi, dan konspirasi adalah fenomena yang terlahir dari dominasi tata nilai seperti itu. Dan menjadi sebuah kelaziman bila sebagai dampaknya lahirlah penyakit-penyakit sosial. Seperti kemiskinan, kebodohan, kejahatan, keterbelakangan, dan ketertindasan. Bahkan kini, berita tertangkapnya seorang yang seharusnya menjadi  central figur di lembaga penjaga gawang terakhir penegakan hukum di tanah air harus tertangkap oleh KPK menjadi sorotan internasional, runtuh sudah integritas hukum bangsa kita. Maka kemanakah dan kepada siapakan hukum bangsa ini harus berlabuh?
Sudah saatnya ketika kita berulang kali melaksanakan sholat ied, memahami makna rangkaian ibadah haji dan menteladani sosok Nabiullah Ibrahim a.s. dan keluarganya, maka para pemimpin bangsa ini, para ulama dan cendikiawannya, para hartawan dan karywannya untuk menyatukan langkah dan membulatkan tekad pengorbanan dan perjuangan demi kebaikan, kemandirian dan kemajuan bangsa.

Kebaikan dan kesalehan bangsa ini tidak bisa berharap lagi kepada para Pemimpin yang hanya suka menebar pesona, yang hanya berkata-kata dan yang hanya berjanji. Akan tetapi bangsa ini sedang menunggu para pemimpin yang berkarya, bekerja dan semangat melayani rakyatnya. Karena hakekat seorang pemimpin adalah pelayan yang baik bagi bangsa dan rakyatnya. Selalu mencintai dan mendo’akan mereka. Mendahulukan kepentingan rakyatnya, bukan kepentingan pribadi, keluarga dan golongannya. Apalagi mengorbankan dan menyengsarakan mereka. Allah berfirman:


يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (26)

 Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. QS Shood: 26
Dari sini, kita luruskan kembali persepsi untuk berkorban bagi bangsa, bukan mengorbankan bangsa. Sebuah fenomena menarik untuk dijadikan contoh, yaitu pengorbanan seorang Indra Sjafri yang harus rela merogoh gocek pribadinya menyusuri daerah-daerah terpencil untuk melihat bibit-bibit pemain bola yang handal, dan kini benar terasa hasil pengorbanan tersebut dengan prestasi gemilang Timnas U 19. Karena bagaimanapun tidak ada kejayaan yang bisa didapat dengan instan tanpa pengorbanan. Bila spirit seperti ini ada dalam benak setiap pembesar negeri ini, niscaya bangsa ini akan menjadi besar karena pengorbanan dan perjuangan nyata yang All out.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….

Bangsa kita yang tercinta ini, masih jauh dari harapan dan cita-cita luhur bersama. Kerusakan moral yang berkaitan tindak pidana masih sering terjadi, Tindak korupsi di instansi Pemerintahan dan BUMN terus menggurita. Meskipun lembaga-lembaga Negara yang didirikan untuk mengatasi dan mencegah korupsi sudah disiapkan. Supremasi di bidang hokum bak panggung sandiwara antar oknum hakim, jaksa, penyidik dan bahkan pengacara. Dan  belum lagi masalah bargaining power yang dimiliki bangsa ini sangat lemah untuk mengatasi problem yang terjadi antar Negara. Maka dengan ini, butuh kepedulian semua kalangan untuk membenahi Indonesia.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah ke dua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ

Ya Allah, hanya pada-Mulah kami mengadukan seluruh duka lara dan kesedihan kami, hanya pada-Mulah kami mengadukan segenap kelemahan tekad kami dan sedikitnya sarana dan daya kami…Ya Allah, Engkaulah Tuhan tempat mengadu orang-orang yang tidak berdaya dan terzalimi, maka gantilah rasa takut kami dengan rasa aman, gantilah kepengecutan kami dengan keberanian, gantilah kesedihan kami dengan harapan yang luas, angkatlah kami dari ketidakberdayaan dan bebaskanlah kami dari belenggu kezaliman seta tegarkanlah hati kami dalan menjalankan agama-Mu…
Ya Allah, satukanlah hati kaum Muslimin seluruhnya dan jadikanlah mereka sebagai saudara-saudara yang saling mencintai dan mengasihi, janganlah ada dendan diantara mereka, janganlah ada perang diantara mereka, jadikanlah kekuatan mereka untuk menghadapi musuh-musuh mereka dan bukan untuk menghancurkan sesama mereka, jadikanlah kecerdasan, akal dan pengetahuan mereka untuk membangun diri-diri mereka dan bukan untuk saling menipu dan menghancurkan sesama mereka…
Ya Allah, turunkanlah pertolongan-Mu kepada saudara-saudara kami yang sedang berjihad di jalan-Mu di seluruh belahan bumi-Mu; di Palestina, di Suriah,  dan dimana pun mereka berada untuk menegakkan bendera kebenaran-Mu…Ya Allah, satukanlah langkah-langkah mereka dan ceraiberaikanlah musuh-musuh  mereka serta turunkanlah bala tentara-Mu untuk menghancurkan mereka, jangan biarkan ada yang tersisa dari mereka tanpa Engkau hancurkan…Ya Allah, jadikanlah pengorbanan saudara-saudara kami itu sebagai kesaksian kami atas seluruh manusia pada hari dimana kelak Engkau akan mengumpulkan kami…

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ َ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Tidak ada komentar: