Selasa, 22 April 2008

BANGSAKU BERSELIMUT LARA

Sendiri…
Kukemas rasa gundah di hati
Kala sang surya tak lagi berseri
Di seluruh pelosok negeri ini

Ada lara yang membengkak
Perlahan menggunung dan kini kian membengkak
Saat negeri ini kehilangan jejak
Manjauh dari nilai – nilai dan corak
Oleh tangan orang – orang yang congkak

Entah kemana larinya etika..
Saat tangan - tangan yang penuh dengan nista
Diam - diam meremas, merusak, memporak - porandakan budaya
Oleh jiwa busuk tikus - tikus Negara

Ke mana larinya tanggung jawab
Saat Negara ini diselimuti jiwa – jiwa biadab
Perlahan memanas, mengepul
Lalu hancur seolah – olah tanpa sebab
Meninggalkan kebinasaan yang nyaris merambat

Ketika kebebasan dituhankan
Keagamaan dan nilai moral dilecehkan
Rasa malu dianggap kemunafikan
Yang telanjang dijadikan seni kehidupan

Awalnya pornografi
Alasannya jiwa seni
Dampaknya pergaulan bebas sana sini
Akibatnya dihalalkan aborsi

Kudengar..
Rintihan burung cenderawasih
Menggelepak kesakitan di pelosok Irian jaya sana..
Hatinya pilu bercampur sedih
Bertanya – Tanya kepada alam yang kini sudah tak punya belas kasih
Kenapa jiwa manusia kini tak lagi bersih..
Kenapa mereka yang menjadi khalifah di bumi
Jiwanya lebih rakus daripada bangsa kami…

Aku malu...aku malu… aku malu…
Aku bertanya kepada pohon - pohon yang tak lagi menyapa tersipu
Ada apa… dengan bangsaku…

Seakan dunia ini semakin kejam
Hidup ini semakin remuk redam
Ya gusti…ya gusti…
Rasanya ingin aku berlari
Lepas dari semua kenyataan yang kau murkai ini..

Bangun pemuda…
Saatnya kita bangkit dari tidur panjang
Di dirimu ada harapan
Di tanganmu ada masa depan
Dan pastinya tuhan tidak akan tinggal diam
Dia yang Maha segalanya
Masih limpahkan kaum – kaum bijaksana
Demi kokohnya kedaulatan bangsa kita

Patutnya kau jadi orang yang bersyukur
Dianugrahi kesempatan berbaur
Bersama orang – orang berpekerti luhur
Di negeri yang kini sudah tak lagi makmur
Bila susah ada yang menghibur
Bila sedih ada yang mengatur
Bila salah masih ada yang menegur

Kami tahu ada perasaanmu yang mengganjal
Mengapa dulu kami tidak maximal
Mengapa dulu kami tidak optimal
Mengapa dulu kami tidak membangun negeri ini secara total

Kini tanggung jawab ada di tanganmu
Bukan saatnya lagi kau menyalahkan orang – orang terdahulu..
Yang hanya diam membisu
Saat ketidakadilan terus memburu

Pemuda..
Jadilah orang yang menyatakan kebenaran
Bukan membenarkan kenyataan
Jadilah orang yang bermanfaat bagi umat
jadilah kau orang besar dan bertanggung jawab
jangan lari dari kenyataan…
tapi hadapilah dan tuntaskan…

Tidak ada komentar: