firman
Malam indah..
Sendiri kutermenung
Menikmati dinginnya rinai hujan di luar sana
Dingin segar hawanya menerpa nurani
Tapi...
Kenapa rasanyaku masih merasakan
Keganjalan di hati
Sehingga detik demi detik
Keadaan bertambah hampa...
Ya...
Kuteringat tadi pagi
Melihat kerumunan buruh
pabrik
Berdemonstrasi
menuntut gaji
Di
terminal
Puluhan
anak muda
Beberapa
pegang gitar
Yang
lainnya menjajakan koran
Ini
nyata dan bukan sebuah kebohongan
Bukti
kongkret
Tentang
langkanya lapangan kerja
Dan pendidikan
Sejenak kutarik napas
Lalu kembali kuhempas
Dan keganjalan itu tak juga lepas
Huhhhh...
Kembali kuelus dada
Melihat orang-orang berpendidikan
Tapi masih saja pengangguran
Mereka tersaingi
Oleh manusia berperangai monyet
Yang dengan mudahnya
Membeli ijazah, gelar, dan jabatan
Aku kini mengerti
Bahwa saat ini
Negeri ini sedang
dikuasai
Pengecut, pecundang,
pendusta
Berperangai banci
Tak mau menghadapi
kenyataan
Rela korban materi
bahkan harga diri
Yang penting semua
lancar
Asal jadi
Dan tak mau rugi
Kini...
Jiwa-jiwa pendusta itu perlahan
Merayap menggerogoti ruang hidup
bangsa
Sehingga semua itu
Menambah kekhawatiranku
Jangan-jangan suatu saat nanti
Jiwa-jiwa itu
Mendarah daging di diri pemuda
Bahkan anak cucu kita
Tak sadarkah kita
Selama ini tuhan
masih berbaik hati
Dengan limpahan
nikmat duniawi
Lantas apa yang
membuat mereka
Durhaka atas nikmat
tuhan
Dan berbalik menjadi manusia
tak berbakti
Sekali lagi aku takut...
Takut jikala nanti..
Tuhan sudah murka
Dengan najisnya kelakuan putera bangsa
Lalu Dia yang Maha Bijaksana
Mengadzab negeri ini tanpa sisa
Sepertinya aku harus
pergi
Pergi jauh
Meninggalkan negeri
ini
Tapi bukan lari dari
kenyataan
Aku pergi
Untuk kembali
Menghadirkan dan
menjanjikan
Segumpal kemenangan
abadi
Tuk bunda pertiwi
Firman
Islamabad,9
Juni 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar