Selasa, 07 Juni 2016

Kata Siapa Ramadhan Itu Spesial?

Lesehan #1

Sore tadi Kang Abduh memulai obrolan dengan saya seraya menunggu waktu berbuka, seperti ada kejanggalan dalam hatinya yang membuat beliau harus buka mulut, tapi kali ini gak sambil makan pisang goreng, lah wong puasa.
“cak…menjelang Ramadhan itu semua orang mulai dari yang di sawah-sawah sampe yang di TV pada ngeributin hilal atau hisab, ikut pemerintah apa ormas, sama mulai bermunculan pertanyaan-pertanyaan seputar amailyah yang dari tahun ke tahun yang selalu sama tapi ga bosan-bosan dilontarkan lagi dan dijawab dengan jawaban yang sama pula, Agama ini jadi berasa monoton, warnanya gitu-gitu tok!” seru kang Abduh
“ lah ya maunya sampeyan gimana kang?” jawabku simpel
“saya ndak mau ngobrolin soal perbedaan itu cak,tapi semua persiapan maksimal itu hingga bentuk-bentuk Ibadah yang lama-lama kendor juga itu bikin saya bertanya-tanya sendiri. Apa spesialnya bulan ini kalau di minggu pertama shof masjid penuh trus lama-lama sepi lagi? Dan itu terus saja setiap tahunnya”
“nah sebenarnya itulah istimewanya bulan ini kang, nguji siapa saja yang mampu istiqomah ibadah karena menilainya sebagai bulan yang spesial”
“lah ya spesialnya itu apa? lah wong shalat dzuhur berjamaah di bulan ini sama saja kayak shalat dzuhur berjamaah di  bulan lainnya” ujarnya lagi
gini kang, barangkali ada sebuah hadist yang jenengan mungkin belum sempat dengar sebelumnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ: إِلَّا الصِّيَامَ، فَهُوَ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ الطَّعَامَ مِنْ أَجْلِي، وَيَدَعُ الشَّرَابَ مِنْ أَجْلِي، وَيَدَعُ لَذَّتَهُ مِنْ أَجْلِي، وَيَدَعُ زَوْجَتَهُ مِنْ أَجْلِي، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ" (متفق عليه)

Dari Abu Hurairah, Bahwa Nabi SAW bersabda: setiap perbuatan Ibnu Adam itu adalah untuknya sendiri, setiap kebaikan  dilipatgandakan sepuluh kali semisalnya hingga tujuh ratus kali. Kemudian Allah Berkata: kecuali puasa, karena itu untuk-KU dan AKU yang berhak memberikan ganjaran. Mereka yang puasa itu meninggalkan makanan demi AKU, dan meninggalkan minum demi AKU, dan meninggalkan kenikmatannya demi AKU, dan meninggalkan pasangannya demi AKU, dan bau mulut orang berpuasa itu lebih baik menurut Allah daripada bau musk, dan bagi orang yang berpuasa itu dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu Tuhannya (muttafaq alaih).

Piye kang? Sudah ngerti istimewanya?
Ndak...kenapa kok puasa bisa jdi seistimewa itu? Padahal semua ibadah juga kan dikerjakan Lillah, sama-sama demi Allah semua itu.
Menurut Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya lathoiful Ma’arif, puasa itu bisa jadi istimewa karena mengandung ujian kesabaran di dalamnya kang..
Lah..gitu tok?
Ya ndak gitu tok, emang jenengan tau kesabaran itu ada berapa jenis?
Ndak cak
Nah, menurut Ibnu Rajab lagi nih, puasa itu ada 3 jenis:
1.       sabar untuk taat mengerjakan semua perintah Allah,
2.       sabar untuk tidak mendekati apa yang dilarang Allah,
3.       sabar atas segala qadarullah yang telah tertera untuknya,

coba jenengan pikirkan, perintah Allah ketika bulan puasa itu banyak ekstra-ekstranya dibanding ketika dalam keadaan tidak puasa, apalagi Ramadhan. Begitupula larangan Allah bagi orang puasa itu banyak ekstra-ekstranya dibanding yang tidak puasa, apalagi Ramadhan, banyak pantangannya. Dan setelah berhadapan dengan dua jenis sabar di atas, orang puasa juga disuruh sabar atas segala ketentuan-ketentuanNYa. Bayangin, tiga jenis ujian sabar itu numpuk jadi satu bagi orang yang sedang puasa terlebih di bulan Ramadhan.
Lantas, apakah ada amal-amal soleh atau ibadah yang dilipatgandakan atau lebih diistimewakan lebih dari amal soleh di luar Ramadhan?
Lah ya puasa itu sendiri, pahalanya bisa lebih dari 700 kali lipat kang. Adapun ibadah-ibadah yang diistimewakan derajatnya di bulan Ramadhan ini tentu ada dong, seperti ibadah umroh yang kata kanjeng Nabi sendiri , berumrah di bulan Ramadhan seperti halnya berhaji atau berhaji bersama kanjeng Nabi.
قَالَ صلى الله عليه وسلم: فَعُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً أَوْ حَجَّةً مَعِي
Rasullah SAW bersabda: maka umroh di bulan Ramadhan sama seperti berhaji atau berhaji bersamaku ( HR. Bukhori: 1863. HR. Muslim : 1256)
Ada lagi cak?
Masih banyak kang, ada lagi soal motivasi untuk lebih bersifat dermawan ketika bulan Ramadhan, dan itu yang menjadi karakter sepsial dari kanjeng Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dikatakan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
dari Ibnu bin ‘Abbas, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan beliau bertambah pada (bulan) Ramadhan ketika malaikat Jibril datang menemui nya. Jibril biasanya datang menemui beliau setiap malam pada (bulan) Ramadhan untuk membaca al-Qur’an kepada nya. Sungguh kedermawanan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam lebih baik daripada angin yang berhembus.” (HR Bukhori : 6. HR Muslim: 2308)
ndak cuma sampai di situ kang, banyak ibadah-ibadah  lain yang diistimewakan di bulan Ramadhan, saya yakin jenengan tau dan sering denger dalilnya tentang keistimewaan membaca Qur’an, sodaqoh, dan lain-lain.
trus apalagi istimewanya orang puasa cak?
Yang paling istimewa itu ya punya kapling sendiri nanti kang di surga, spesial buat yang puasa dan sukses dengan tiga elemen ujian kesabaran yang disebut barusan, serta berhasil memaksimalkan ibadahnya ketika puasa baik ketika Ramadhan atau di luarnya. Lagi-lagi dalam Shohih Bukhori dikatakan:
عَنْ سَهْل بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فِي الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ، لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

Dari Sahl bin Said Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Surga ada delapan pintu, di dalamnya ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, tidak akan masuk dari pintu tersebut melainkan orang-orang yang berpuasa.” ( HR. Bukhari : 3257 )

Cakep kan kang?
Cakep ya…tapi kalo misalkan kita ndak ngerjakan ibadah-ibadah ekstra seperti gak ngaji, gak sodaqoh, dan lain-lain apa puasa kita batal?
Ndak kang, insyaAllah ndak batal, tapi pahala sampeyan Cuma sebatas pahala puasa tok. Ibarat orang jualan cuma balik modal ga dapet untung lebih.
Wah berarti orang-orang yang nyiapin datangnya Ramadhan sampe ngotot-ngotot ini benar-benar nyiapin diri untuk diuji kesabarannya ya yang utama?
Nah iya kang, seperti saya yang sore ini diuji sabar ngejawab pertanyaan-pertanyaan jenengan.


Tidak ada komentar: