Lesehan #1
Sore tadi Kang Abduh memulai
obrolan dengan saya seraya menunggu waktu berbuka, seperti ada kejanggalan
dalam hatinya yang membuat beliau harus buka mulut, tapi kali ini gak sambil
makan pisang goreng, lah wong puasa.
“cak…menjelang Ramadhan itu semua orang mulai dari yang di
sawah-sawah sampe yang di TV pada ngeributin hilal atau hisab, ikut pemerintah
apa ormas, sama mulai bermunculan pertanyaan-pertanyaan seputar amailyah yang
dari tahun ke tahun yang selalu sama tapi ga bosan-bosan dilontarkan lagi dan dijawab
dengan jawaban yang sama pula, Agama ini jadi berasa monoton, warnanya
gitu-gitu tok!” seru kang Abduh
“ lah ya maunya sampeyan gimana kang?” jawabku simpel
“saya ndak mau ngobrolin soal perbedaan itu cak,tapi semua
persiapan maksimal itu hingga bentuk-bentuk Ibadah yang lama-lama kendor juga
itu bikin saya bertanya-tanya sendiri. Apa spesialnya bulan ini kalau di minggu
pertama shof masjid penuh trus lama-lama sepi lagi? Dan itu terus saja setiap
tahunnya”
“nah sebenarnya itulah istimewanya bulan ini kang, nguji
siapa saja yang mampu istiqomah ibadah karena menilainya sebagai bulan yang
spesial”
“lah ya spesialnya itu apa? lah wong shalat dzuhur berjamaah
di bulan ini sama saja kayak shalat dzuhur berjamaah di bulan lainnya” ujarnya lagi
gini kang, barangkali ada sebuah hadist yang jenengan
mungkin belum sempat dengar sebelumnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ: إِلَّا الصِّيَامَ، فَهُوَ
لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ الطَّعَامَ مِنْ أَجْلِي، وَيَدَعُ الشَّرَابَ مِنْ
أَجْلِي، وَيَدَعُ لَذَّتَهُ مِنْ أَجْلِي، وَيَدَعُ زَوْجَتَهُ مِنْ أَجْلِي، وَلَخُلُوفُ
فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ:
فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ" (متفق عليه)
Dari Abu Hurairah, Bahwa Nabi SAW bersabda:
setiap perbuatan Ibnu Adam itu adalah untuknya sendiri, setiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali semisalnya
hingga tujuh ratus kali. Kemudian Allah Berkata: kecuali puasa, karena itu
untuk-KU dan AKU yang berhak memberikan ganjaran. Mereka yang puasa itu
meninggalkan makanan demi AKU, dan meninggalkan minum demi AKU, dan
meninggalkan kenikmatannya demi AKU, dan meninggalkan pasangannya demi AKU, dan
bau mulut orang berpuasa itu lebih baik menurut Allah daripada bau musk, dan bagi
orang yang berpuasa itu dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka, dan
kebahagiaan ketika bertemu Tuhannya (muttafaq alaih).
Piye kang? Sudah ngerti istimewanya?
Ndak...kenapa kok puasa bisa jdi seistimewa
itu? Padahal semua ibadah juga kan dikerjakan Lillah, sama-sama demi Allah
semua itu.
Menurut Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya
lathoiful Ma’arif, puasa itu bisa jadi istimewa karena mengandung ujian
kesabaran di dalamnya kang..
Lah..gitu tok?
Ya ndak gitu tok, emang jenengan tau kesabaran
itu ada berapa jenis?
Ndak cak
Nah, menurut Ibnu Rajab lagi nih, puasa itu ada
3 jenis:
1.
sabar untuk taat mengerjakan
semua perintah Allah,
2.
sabar untuk tidak mendekati
apa yang dilarang Allah,
3.
sabar atas segala qadarullah
yang telah tertera untuknya,
coba jenengan pikirkan, perintah Allah ketika
bulan puasa itu banyak ekstra-ekstranya dibanding ketika dalam keadaan tidak
puasa, apalagi Ramadhan. Begitupula larangan Allah bagi orang puasa itu banyak
ekstra-ekstranya dibanding yang tidak puasa, apalagi Ramadhan, banyak
pantangannya. Dan setelah berhadapan dengan dua jenis sabar di atas, orang
puasa juga disuruh sabar atas segala ketentuan-ketentuanNYa. Bayangin, tiga
jenis ujian sabar itu numpuk jadi satu bagi orang yang sedang puasa terlebih di
bulan Ramadhan.
Lantas, apakah ada amal-amal soleh atau ibadah
yang dilipatgandakan atau lebih diistimewakan lebih dari amal soleh di luar
Ramadhan?
Lah ya puasa itu sendiri, pahalanya bisa lebih
dari 700 kali lipat kang. Adapun ibadah-ibadah yang diistimewakan derajatnya di
bulan Ramadhan ini tentu ada dong, seperti ibadah umroh yang kata kanjeng Nabi
sendiri , berumrah di bulan Ramadhan seperti halnya berhaji atau berhaji
bersama kanjeng Nabi.
قَالَ صلى الله عليه وسلم: فَعُمْرَةٌ فِي
رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً أَوْ حَجَّةً مَعِي
Rasullah SAW bersabda: maka umroh di bulan
Ramadhan sama seperti berhaji atau berhaji bersamaku ( HR. Bukhori: 1863. HR.
Muslim : 1256)
Ada lagi cak?
Masih banyak kang, ada lagi soal motivasi untuk
lebih bersifat dermawan ketika bulan Ramadhan, dan itu yang menjadi karakter
sepsial dari kanjeng Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan
Muslim dikatakan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ
فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ
رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
dari Ibnu bin ‘Abbas, ia berkata : “Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan
beliau bertambah pada (bulan) Ramadhan ketika malaikat Jibril datang menemui
nya. Jibril biasanya datang menemui beliau setiap malam pada (bulan) Ramadhan
untuk membaca al-Qur’an kepada nya. Sungguh kedermawanan Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam lebih baik daripada angin yang berhembus.” (HR
Bukhori : 6. HR Muslim: 2308)
ndak cuma sampai di situ kang, banyak ibadah-ibadah lain yang diistimewakan di bulan Ramadhan,
saya yakin jenengan tau dan sering denger dalilnya tentang keistimewaan membaca
Qur’an, sodaqoh, dan lain-lain.
trus apalagi istimewanya orang puasa cak?
Yang paling istimewa itu ya punya kapling sendiri nanti kang
di surga, spesial buat yang puasa dan sukses dengan tiga elemen ujian kesabaran
yang disebut barusan, serta berhasil memaksimalkan ibadahnya ketika puasa baik
ketika Ramadhan atau di luarnya. Lagi-lagi dalam Shohih Bukhori dikatakan:
عَنْ
سَهْل بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فِي
الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ، لاَ
يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ
Dari Sahl bin Said Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shalallahu
Alaihi wa Sallam bersabda: “Surga ada delapan pintu, di dalamnya ada pintu yang
dinamakan Ar Rayyan, tidak akan masuk dari pintu tersebut melainkan orang-orang
yang berpuasa.” ( HR. Bukhari : 3257 )
Cakep kan kang?
Cakep ya…tapi kalo misalkan kita ndak ngerjakan
ibadah-ibadah ekstra seperti gak ngaji, gak sodaqoh, dan lain-lain apa puasa
kita batal?
Ndak kang, insyaAllah ndak batal, tapi pahala sampeyan Cuma sebatas
pahala puasa tok. Ibarat orang jualan cuma balik modal ga dapet untung lebih.
Wah berarti orang-orang yang nyiapin datangnya Ramadhan
sampe ngotot-ngotot ini benar-benar nyiapin diri untuk diuji kesabarannya ya
yang utama?
Nah iya kang, seperti saya yang sore ini diuji sabar
ngejawab pertanyaan-pertanyaan jenengan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar